Senin, 26 November 2012

Yang berjatuhan di jalan da'wah

Image Bentuk-bentuk Jatuh di Jalan Dakwah

    Menjadi lambat, kurang kontribusi, kurang produktif
    Menjadi pasif dan tidak berbuat apa-apa
    Menarik diri dari lingkaran dakwah
    Menjadi benci terhadap dakwah
    Berbalik memusuhi dan memerangi dakwah

Itulah beberapa indikasi jatuhnya seseorang di jalan dakwah, mulai dari indikasi yang ringan sampai pada yang paling berat.

Fenomena berjatuhan di jalan dakwah adalah fenomena yang hampir selalu ada. Siapakah yang dirugikan dari fenomena ini? Dakwah? Sampai batas-batas tertentu, bisa jadi. Akan tetapi, yang sebetulnya dirugikan adalah sang aktivis dakwah yang terjatuh tersebut.

Dakwah itu ibarat gerbong kereta yang mengangkut para aktivisnya sebagai penumpang. Jika ada seseorang yang tertinggal dari gerbong, akan ada saja orang lain yang menggantikan kursi tempat duduknya. Tertinggalnya orang tersebut hampir tidak berpengaruh pada dakwah. Sebaliknya, yang tertinggal itulah yang menjadi rugi. Relakah kita menjadi orang yang tertinggal itu?

Orang-orang yang jatuh di jalan dakwah bisa juga diibaratkan seperti daun-daun yang berguguran dari sebuah pohon yang rindang dan lebat daunnya. Itulah 'pohon dakwah'. Dedaunan yang jatuh berguguran itu sama sekali tidak merugikan pohon besar tersebut. Justru, dedaunan yang gugur itulah yang menjadi binasa karena ia akan menjadi kering dan hancur karena tidak lagi bisa mendapatkan suplai makanan dari pohon. Relakah kita menjadi daun yang gugur itu?

Selanjutnya, apa sajakah yang bisa menyebabkan seorang aktivis dakwah terjatuh di jalan dakwah? Secara umum, ada 2 sebab: faktor internal dan faktor eksternal.

Karena Faktor Internal

1. Karena semangat menurun

    Antisipasi :

    Senantiasa menjaga kekuatan ruhiyah
    Membentengi diri dengan ilmu yang kokoh

2. Karena merasa jenuh


    Antisipasi :

    Tidak berlebihan dan ekstrim, menanggung beban yang terlalu berat
    Melakukan refreshing dan hal-hal yang menghibur diri

3. Karena tidak puas


    Antisipasi :

    Senantiasa ikhlas hanya karena Allah dan tidak menggantungkan harapan dan orientasi kepada selain-Nya

4. Karena tidak bisa memahami dakwah

    Antisipasi :

    Terlibat dan terjun langsung dalam dakwah sehingga memahami realitas
    Senantiasa mengikuti perkembangan dan dinamika terkini
    Senantiasa meningkatkan dan mempeluas ilmu dan pemahaman

Karena Faktor Eksternal

1. Karena terbawa oleh lingkungan pergaulan

    Antisipasi :

    Cari lingkungan pergaulan dan teman-teman dekat yang baik
    Perkuat ketahanan diri (ruhiyah dan ilmu)

2. Karena tekanan dan pengaruh keluarga

    Antisipasi :

    Membangun komunikasi dan hubungan yang baik dengan keluarga
    Berusaha untuk berdakwah dalam keluarga dengan cara yang sebaik-baiknya
    Memiliki ”keluarga kedua”

3. Karena terbuai oleh kenikmatan dunia

    Antisipasi :

    Perkuat ketahanan diri (ruhiyah dan ilmu)
    Memiliki tameng diluar diri kita (orang-orang yang bisa menjaga diri kita, bentuk-bentuk kenikmatan tandingan yang syar’i)

4. Karena tidak kuat menghadapi tekanan kehidupan

    Antisipasi :

    Memantapkan pilar-pilar kehidupan
    Perkuat ketahanan diri
    Perhatian dan bantuan dari saudara-saudaranya

5. Karena tidak kuat menghadapi intimidasi

    Antisipasi :

    Perkuat ketahanan diri
    Mempersenjatai diri
    Pembelaan dan dukungan dari saudara-saudaranya

6. Karena perselisihan atau konflik dengan saudaranya

    Antisipasi :

    Senantiasa menjaga adab-adab dan akhlaq-akhlaq mu’amalah dengan saudara-saudaranya
    Memiliki hati yang lapang
    Adanya peredam bibit-bibit perselisihan dan konflik

sumber : http://menaraislam.com/content/view/102/37/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar