Sabtu, 09 Februari 2013

Bodoh, Jika Ada Umat Islam Ikut-ikutan Merayakan Tahun Baru Imlek

Tak pantas bagi seorang muslim ikut-ikutan merayakan tahun baru Cina atau yang dikenal
dengan Imlek. Terlebih perayaan itu bukan merupakan ajaran dan budaya Islam.
Ditemui voa-islam di kediamannya, Solo (8/2), Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Surakarta, KH. Sholekhan Mahdum Cahyana, Lc menegaskan, hendaknya umat Islam tidak merasa gembira, apalagi sampai ikut-ikutan merayakan tahun baru Imlek. Sebab menurutnya, merayakan tahun baru Imlek bukanlah ajaran dan syariat Islam.
“Hendaknya umat islam tidak mengikuti budaya, adat istiadat dan keyakinan umat atau ajaran diluar agama islam,” ujar KH. Sholekhan.
Lebih lanjut, KH. Sholekhan menerangkan secara singkat, bahwa asal usul perayaan tahun baru Imlek bermula pada saat orang-orang Konghuchu di China melakukan panen raya, kemudian mengadakan upacara syukuran atas panen yang mereka terima dengan hasil yang melimpah ruah. Tak berbeda dengan ritual Sedekah Bumi atau Sedekah Laut di Indonesia.
“Jadi, perayaan Imlek itu awalnya adalah sebuah kebiasaan atau adat istiadat yang dilakukan oleh orang-orang Konghuchu di China untuk mengungkapkan rasa syukurnya karena mendapatkan hasil panen yang melimpah. Sama halnya kalau didaerah Pantura (daerah yang ada di jalur pantura atau pantai utara seperti Kendal sampai Blora atau Cepu - red), jika para nelayan pada saat musim berlayar dan mendapatkan tangkapan ikan yang banyak, mereka juga mengadakan sebuah upacara yang istilahnya sedekah laut itu,” jelasnya.
KH. Sholekhan merasa heran, kenapa perayaan tahun baru Imlek itu dibesar-besarkan, terutama Barongsainya, bagi-bagi Angpaonya dan sebagainya. Perayaan tahun baru Imlek itu bukan ajaran sebuah agama, melainkan hanya sebuah kebudayaan atau adat istiadat semata.
“Jadi kenapa Imlek itu yang dibesarkan Barongsainya, karena memang Imlek itu nggak ada kaitannya dengan ibadah, itu hanya adat istiadat dan kebiasaan orang-orang Konghuchu aja. Dan perlu diketahui, di China itu gak ada kok yang namanya agama Konghuchu, namun hanya sebuah keyakinan saja. Dan di Indonesia sampai sekarang, Konghuchu tidak diakui sebagai agama. Juga di seluruh dunia, nggak ada itu yang namanya agama Konghuchu,” imbuhnya.
Sangat disayangkan jika umat islam, bahkan tokoh Islam ikut-ikutan merayakan tahun baru Imlek. “Kalau ada masyarakat yang ikut-ikutan Imlek, itu karena memang pada dasarnya orang bodoh. Seharusnya para ulama mengajarkan umatnya agar belajar islam secara benar,” pungkasnya.

Sumber :  .voa-islam.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar