Jumat, 22 Maret 2013

Hamas Menolak Kedatangan Obama, Pembunuh Muslim Palestina

Barack Obama tidak akan pernah mengubah apapun nasib yang sekarang dialami oleh rakyat
Palestina. Presiden Amerika Serikat itu, tak lebih menjadi "budak" Zionis, yang sudah membuat kesengsaraan hidup rakyat Palestina sejak negara Zionis itu berdiri di tanah jajajahannya, Palestina, di tahun l948.
Mukmin dan Muslim jangan pernah berpretensi dan berharap bahwa Presiden Barack Obama akan menolong mereka, saat harus berhadapan dengan rezim pembunuh Zionis-Israel. Obama hanya akan memperkuat kedudukan Zionis-Israel yang sekarang sudah terkepung, dan sebentar lagi akan menghadapi ajal.
Amerika Serikat yang sudah dikangkangi Zionnis-Israel itu, selama-lamanya akan membela dan membetengi rezim pembunuh Zionis-Israel. Selama puluhan dekade, sejak tahun 1948, tak pernah berhenti memberikan perlindungan dukungan baik dana maupun senjata.
Sudah triliunan dolar yang dikucurkan oleh Amerika Serikat kepada rezim Zionis-Israel. Amerika Serikat menggelontorkan berbagai jenis senjata kepada Zionis-Israel, yang berulangkali digunakan oleh Zionis-Israel melakukan agresi dan invasi ke wilayah-wilayah Palestina.
Sebagai negara yang ikut menukangi lahirnya negara Zionis, Amerika Serikat konsisten mempertahankannya. Amerika Serikat juga konsisten tidak pernah memberikan peluang bagi terwujudnya negara Palestina merdeka.
Karena itu, setiap resolusi yang  menguntungkan bagi rakyat Palestina, maka Amerika Serikat selalu memvetonya. Sungguh Amerika Serikat yang merupakan rezim Kristen itu, secara  telanjang menjadi alat bagi kepentingan Zionis-Israel.
Bahkan, rezim Kristen Amerika Serikat itu, berulangkali setiap Zionis-Israel menjadi terancam, maka segera melakukan tindakan militer, dan menghancurkan negara manapun, dan kekuatan manapun yang mengancam eksistensi Zionis-Israel.
Seperti dalam  kasus Irak dan Afghanistan, karena sudah menjadi ancaman bagi Zionis-Israel, maka Amerika Serikat yang dipimpin "iblis" George Bush menghancurkan leburkan Irak. Karena Saddam Husien sudah menjadi ancaman bagi keamanan Zionis-Israel.
Amerika Serikat akan menggunakan segala kemampuan militernya guna mencegah, setiap kemungkinan kekuatan manapaun yang akan mengganggu dan mengancam Zionis-Israel.
Kelompok Neo-con(Neo-konservatif) gabungan antara Kristen fundamentalis, Katolik fundamentalis, dan kalangan Zionis di dalam pemerintahan Presiden Bush, seperti Deputi Menhan Amerika Serikat, Paul Wolfowitz, mendorong Presiden Bush menyerang Irak.
Paul Wolfowitz yang memiliki afiliasi ideologi kepada Partai Likud di Israel itu, sangat mempengaruhi keputusan politik Presiden Bush, yang kemudian memutuskan melakukan invasi ke Irak.
Sekarang, perang melawan terorisme secara global, ini hanyalah proyek Zionis yang ingin menghancurkan setiap elemen Muslim, yang sekarang ini melawan kepentingan rezim Kristen Barat dan Zionis, yang memang bertujuan ingin berusaha menghancurkan kekuatan Muslim, yang sudah dianggap menjadi ancaman bagi masa depan Zionis-Israel. Karena, tidak lain, tujuan akhir perjuangan Muslim di seluruh dunia, akhirnya membebaskan tanah Palestina dan Masjidil Aqsha, yang sekarang dibawah jajahan Zionis-Israel.
Maka, Hamas sebagai salah satu entitas kekuatan Gerakan Islam (Harakah Islamiyah), yang bertahan di tanah Gaza-Palestina, tetap berjuang dengan sangat jelas, dan tidak akan pernah menyerah dengan tekanan yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan Zionis-Israel.
Hamas tetap menolak eksisten Zionis-Israel sebagai negara. Karena, hakikatnya tidak ada negara Zionis-Israel, di  mana negara itu, merupakan perampasan dan perampokan atas hak syah rakyat Palestina.
Seperti dikatakan oleh Kepala Biro Politik Hamas, Khaled Misy'al, yang secara terang-terangan menolak mengakui eksistensi (keberadaan) Zionis-Israel, dan menyatakan akan terus berjuang membebaskan tanah Palestina dari aneksasi (pencaplokan) Zionis-Israel.
Menghadapi kedatangan Presiden Barack Obama melakukan kunjungna ke Tepi Barat, dan akan bertemu dengan Presiden Mahmud Abbas, selanjutnya Gerakan Hamas menyatakan penolakan mutlak dari kunjungan dijadwalkan oleh Presiden AS Barack Obama ke Masjid Aqsa di bawah perlindungan Israel.

Menurut Khaled Misy'al kedatangan dan kunjungan ke Masjidil Aqsha, dinilai sebagai langkah pembenaran dan dukungan terhadap penjajahan dan pencaplokan terhadap Masjidil Aqsha. Menurut Kepala Biro  Politik Hamas, hal itu akan melanggar hukum internasional dan mendukung legitimasi pendudukan dan hegemoni terhadap Masjid Aqsha.

Hamas memperingatkan konsekuensi serius seperti kunjungan dan meminta pemerintah Amerika untuk merevisi jadwal kunjungan, dan mendesak massa Palestina untuk menyatakan penolakan mereka terhadap kunjungan itu.

Hamas meminta Liga Arab dan Organisasi Kerjasama Islam untuk bertindak dan menuntut pembatalan kunjungan ke Aqsa. Sementara itu, Dr Salah Al-Bardawil, seorang pemimpin Hamas, mengatakan bahwa kunjungan Obama tidak akan membawa kebaikan bagi rakyat Palestina.

Menurut Bardawil, kunjungan Barack Obama ke Israel, lebih memperbaiki citranya di depan para pendukung negara Zionis itu, dan hanya memfokuskan pembicaraan tentang masalah isu politik dan senjata nuklir Iran. Bukan akan membahas isu masalah Palestina.  Tentu, Obama akan mendukung dan akan memberikan janji perliindungan bagi keamanan Zionis-Israel. Bukan membahas kepentingan rakyat Palestina.

Bardawil mengatakan kepada Quds Press bahwa kunjungan Obama itu, justeru akan melakukan tekanan yang lebih keras, agar Palestina mau mengakui dan menerima negara Zionis-Israel. Ini langkah mundur, jika para pemimpin Palestina mau menerima kedatangan Obama. Obama tidak lebih hanyalah "budak" Zionis belaka. Tidak mungkin akan memihak kepada rakyat Palestina. 
Justeru menurut Bardawil, langkah Obama mengunjungi Tepi Barat itu, jauh lebih berbahaya dibandingkan dengan Perdana Menteri Ariel Sharon, yang sudah membantai ribuan pengungsi  Palestina di Sabra dan Satila. Justeru sikap keras Ariel Sharon itu, melahirkan gerakan Intifadah, pada tahun 2000.
Sudah selayaknya Hamas menolak  kedatangan Barack Obama ke Tepi Barat, dan hanya memperkuat kedudukan Zionis-Israel, dan tidak memberikan manfaat apapun bagi masa depan rakyat Palestina.
Muslim Palestina hanya berhak mempersiapkan diri dengan kemampuannya, agar suatu saat ini akan dapat mengusir penjajah Zionis-Isael, yang sudah merampok, mengusir, memenjarakan, dan membunuh, bahkan memerangi rakyat Palestina berulangkali.
Kekuatan Muslim seluruh dunia harus diarahkan membebaskan tanah Palestina, dan Masjidil Aqsha dari penjajahan Zionis-Israel. Bukan lagi memperhatikan kunjungan "budak" Zionis-Israe l, Barack Obama. Karena sedikitpun tidak akan pernah membawa manfaatkan bagi masa depan rakyat Palestina. Wallalhu'alam.

Sumber :  voa-islam.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar