Selasa, 29 Oktober 2013

Kerjasama Presiden Putin dan Barack Obama Memerangi Mujahidin

Bersinar.com-Sekalipun, nyaris terjadi perang antara Rusia-Amerka Serikat, akibat pembelotan pejabat CIA ke Rusia, Edward Snowden yang membocorkan seluruh rahasia kebijakan dari NSA (National Security Agency), tetapi sekarang Putin beralih ke Barack Obama untuk membantu melindungi "Olimpiade Musim Dingin" termahal dari serangan Mujahidin .
Putin dan Obama sepakat meningkatkan kerjasama keamanan, guna melindungi Olimpiade Musim Dingin, sesudah dua bersaudara etnik Chechnya meledakkan bom di Boston Marathon yang menimbulkan banyak korban. Kerjasama dibidang keamanan ini, berlangsung berkat terjadinya pendekatan yang sangat penting, karena kedua negara merasa menghadapi ancaman keamana nasional mereka.
Perdana Menteri Inggris Cameron juga sepakat  memulihkan hubungan antara intelijen Inggris M16 dan KGB  yang dibekukan sejak tahun 2006, akibat terjadinya pembunuhan di London, seorang  pembangkang Rusia Alexander Litvinenko.
"Kerjasama dengan lembaga keamanan, intelijen, dan penegak hukum sangat penting," kata Putin dalam sebuah wawancara dengan Associated Press dan Channel Rusia Satu televisi bulan lalu. " Kami memiliki pengaturan yang relevan dengan AS. FBI dan CIA akan menjadi mitra Eropa dan Rusia, menghadapi ancaman teroris", tambah Putin.

Departemen Luar Negeri AS akan mengirim sejumlah agen CIA dan Pasukan Khusus, Marinir, sekalipun tidak diungkapkan jumlah ke Sochi untuk membantu menjamin keamanan ribuan atlet Amerika", unglkap pejabat Kedutaan Amerika di Moskow.
"Dengan persetujuan Presiden Barack Obama dan Putin, maka akan menyebarkan agen-agen penghubung lapangan di tempat-tempat yang ditunjuk untuk berhubungan dengan keamanan dengan Team USA," kata pejabat kedutaan Amerika di Moskow. 
Amerika dan Rusia terus menjajagi kerjasama politik dan militer, mengahadapi perubahan situasi regional atau global, terutama semakin meningkatnya pengaruh Gerakan Islam secara global.
Amerika akan meningkatkan kerjasamanya dengan Moskow, sesudah Amerika menarik pasukannya dari Afghanistan, dan ini pasti akan membawa dampak yang sangat serius bagi keamanan global, terutama bagi kepentingan Amerika di seluruh dunia.
Nampaknya, Amerika dan Rusia, memerlukan kerjasama dibidang intelijen dan keamanan di seluruh dunia, guna mengantisipasi ancaman dari para teroris (Mujahidin) yang sekarang beroperasi di seluruh kawasan, terutama Timur Tengah, Asia Tengah, dan Afrika. 
Serangan terhadap Mall Westgate di ibukota Kenya, Nairobi yang mengakibatkan tewasnya ratusan pengunjung Mall  oleh pejuang al-Shabab, menghentakan para pejabat keamanan di Washington dan Tel Aviv. Putin telah memprediksi ancaman dari para pejuang Chechya yang pernah menyadera para  penungjung Gedung Bioskop di Moskow, dan menewaskan banyak korban.
Baru-baru ini, Amerika bahkan melakukan penyadapan terhadap lebih 7 juta warga Perancis, Jerman, dan Inggris, semuanya guna menghadapi ancaman terorisme. Kematian Duta Besar Amerika di Libya oleh serangan pejuang Muslim di Libya, bahkan mengakibatkan Menteri Luar Negeri Amerika Hallary Clinton, harus rela meninggalkan jabatannhya, dan digantikan oleh John Kerry. 
Amerika dan Rusia bersepakat dengan penyelesaian politik di Suriah, dan tidak mau melakukan tindakan militer terhadap Bashar al-Assad, karena melemahkan kekuatan militer Bashar al-Assad, itu berarti hanya akan memberikan kesempatan kepada kelompok Jabhah al-Nusrah yang sangat ditakuti oleh Amerika, dan dampaknya bagi kepentingan nasional Israel, sangat teracam dengan perubahan di Suriah.
Karena itu, Amerika rela berpisah  dengan sekutu setianya, yaitu Arab Saudi, akibat Amerika ingkar janji dan tidak melakukan tindakan militer terhadap Suriah. Karena Barack Obama sadar, bahwa melakukan serangan militer ke Suriah akan memberikan kemenangan bagi Mujahidin di Suriah. Ini merupakan tindakan bunuh diri.
Penyelesaian politik, bagaimana Amerka Serikat bersama Rusia yang menjadi "stakeholder", membagi Suriah bagi kepentingan dua negara itu, dan bagiamana mensiasati agar pemerintahan baru di Suriah, tidak jatuh kepada kelompok fundamentalis, tetapi yang tetap bersekutu dengan Amerika dan Rusia, serta tidak membahayakan bagi keamanan Zionis-Israel di masa depan. 
Jadi, sekarang terjadi perubahan situasi politik global, di mana antara Amerika dan Rusia, nampaknya terjadi re-aprocahmen (pendekatan baru), mengantisipasi pengaruh kekuatan Islam garis keras, dan bangkitnya kekuatan kelompok Jihadis di seluruh kawasan. Wallahu'alam.

sumber :  .voa-islam.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar