KREATIF”
hanyalah sebuah kata pendek dan sederhana. Namun, berkat pemikiran kreatif,
kesuksesan besar, semisal kemajuan teknologi, industri, dan bidang lain,
terjadi. Tidak berlebihan bila dikatakan, berpikir kreatif merupakan kunci
keberhasilan.
Lalu, bagaimana cara untuk bisa berpikir
kreatif?
1. Berpikir,
semua bisa dilakukan
Yakinlah, sesuatu yang akan kita kerjakan mampu
kita selesaikan. Artinya, harus optimis. Buang ungkapan bernada pesimis.
Misal, “Saya mungkin bisa mengerjakan”. Ganti dengan ungkapan penuh optimisme. Contoh, “Saya pasti bisa mengerjakannya”, “Bagi saya tidak ada kata menyerah!”.
Misal, “Saya mungkin bisa mengerjakan”. Ganti dengan ungkapan penuh optimisme. Contoh, “Saya pasti bisa mengerjakannya”, “Bagi saya tidak ada kata menyerah!”.
Pernyataan optimis melatih kita berani masuk ke
persoalan. Pola pikir pun berkembang, karena dipaksa memeras otak untuk
mewujudkan tekad itu.
2. Hilangkan cara
berpikir konservatif
Pola berpikir konservatif ditandai dengan
kekhawatiran untuk menerima perubahan, meski perubahan itu menguntungkan.
Karena ingin mempertahankan gaya konservatif, perubahan ditanggapi secara dingin,
bahkan dipersepsikan sebagai ancaman. Karena merasa nyaman atau diuntungkan
dengan cara konservatif, ketika dituntut untuk mengubah pola pikir, kita takut
akan mengalami kerugian.
Hendaknya disadari, cara berpikir konservatif
memasung pemikiran kreatif karena pikiran dibekukan oleh sesuatu yang statis.
Padahal dalam berpikir kreatif unsur statis semestinya dihilangkan. Mulailah
berpikir dinamis, dengan terus mengolah pemikiran untuk menemukan pola pikir
efektif.
Ada tiga cara mengurangi atau menghilangkan pola
berpikir konservatif :
Pertama, terbuka terhadap
masukan. Masukan adalah bahan mentah sangat berharga. Lalu, kita mengolahnya
menjadi “barang jadi” lewat pemikiran kreatif. Jadi, jangan takut dengan ide,
usulan, bahkan kritik. Karena semua itu merangsang kita berpikir kreatif.
Kedua, mencoba pekerjaan atau
hal di luar bidang kita. Untuk “memperkaya” diri, pola pikir juga perlu
menghadapi sesuatu yang berbeda dari biasanya.
Ketiga, harus proaktif. Kita
dituntut “menjemput bola” dalam menghadapi sesuatu, dan bukan “menunggu bola”.
Bertindak proaktif berarti membuat diri bebas memilih tindakan, tentu
berdasarkan perhitungan matang. Ini bisa terjadi kalau kita mempunyai
kreativitas berpikir.
3. Tingkatkan kuantitas
dan kualitas pekerjaan
Jangan cepat puas. Semakin cepat puas berarti
menutup diri terhadap pekerjaan lain yang dapat memperkaya perkembangan
pemikiran. Kesanggupan menerima pekerjaan lain, berarti kita membuka diri pada
tantangan baru. Untuk itu kita dituntut berpikir cerdas dan efektif.
Dua hal perlu dilakukan :
Pertama, tambah kuantitas
pekerjaan. Artinya, tidak perlu mengeluh bila diluar kesibukan kita masih ada
hal lain yang perlu diselesaikan. Keterbukaan untuk menerima tambahan pekerjaan
membuat kita melatih diri. Apakah dalam situasi tertekan, kita masih mampu
berpikir?
Yang berpikir kreatiflah yang mampu
membangkitkan daya pikirnya.
Kedua, perbaiki kualitas
hasil kerja. Ini mengandung makna, sekecil apapun pekerjaan, kita tidak boleh
mengabaikan kualitas hasilnya. Karena dari kualitas pekerjaan itu tercemin mutu
pemikiran kita. Artinya, kalau pekerjaan berkualitas, itu menunjukkan mutu daya
pikir kita. Semakin berkualitas hasil pekerjaan kita, semakin berkualitas pula
pola berpikir kita.
4. Perbanyak kebiasaan
bertanya
Bertanya merupakan indikator bahwa pikiran kita
masih “jalan” dan selalu dinamis. Dengan bertanya, berarti mencoba menguji daya
kritis.
Kebiasaan bertanya jangan dipahami bahwa kita “tidak mengerti”. Tetapi harus dipahami sebagai munculnya dinamika pikiran.
Kebiasaan bertanya jangan dipahami bahwa kita “tidak mengerti”. Tetapi harus dipahami sebagai munculnya dinamika pikiran.
Bertanya merupakan sarana melatih pengembaraan
daya kreativitas. Dengan bertanya, pemikiran kita bertemu dengan pemikiran
orang lain yang mengandung hal-hal baru, sehingga cakrawala berpikir kita
semakin luas. Juga membuat kita tidak terpaku pada pemikiran diri sendiri. Sebaliknya,
kita mencoba meyakinkan apakah pemikiran kita sejalan dengan pemikiran orang
lain? Hal ini membuat kita semakin kreatif karena berusaha terbuka terhadap
pemikiran dari luar.
5. Jadi pendengar yang
baik
Menjadi pendengar yang baik berarti sanggup mendengarkan
setiap informasi dari luar. Dengan demikian kita mempunyai “kekayaan”, banyak
kesempatan untuk berpikir mengenai yang kita dengar.
Apabila ingin menanggapi yang kita dengar, sudah
tersedia banyak konsep pikiran untuk digunakan. Menjadi pendengar yang baik
berarti mengerti betul setiap informasi yang masuk ke alam pemikiran. Kita
dituntut untuk berpikir kreatif, sehingga sanggup merespons sesuai yang
dikehendaki oleh dunia luar.
Sumber : http://bimbel-sma.blogspot.com/2012/09/5-tips-cara-berpikir-kreatif.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar