Mukmin dan Muslim jangan pernah
berpretensi dan berharap bahwa Presiden Barack Obama akan menolong
mereka, saat harus berhadapan dengan rezim pembunuh Zionis-Israel. Obama
hanya akan memperkuat kedudukan Zionis-Israel yang sekarang sudah
terkepung, dan sebentar lagi akan menghadapi ajal.
Amerika Serikat yang sudah
dikangkangi Zionnis-Israel itu, selama-lamanya akan membela dan
membetengi rezim pembunuh Zionis-Israel. Selama puluhan dekade, sejak
tahun 1948, tak pernah berhenti memberikan perlindungan dukungan baik
dana maupun senjata.
Sudah triliunan dolar yang
dikucurkan oleh Amerika Serikat kepada rezim Zionis-Israel. Amerika
Serikat menggelontorkan berbagai jenis senjata kepada Zionis-Israel,
yang berulangkali digunakan oleh Zionis-Israel melakukan agresi dan
invasi ke wilayah-wilayah Palestina.
Sebagai negara yang ikut menukangi
lahirnya negara Zionis, Amerika Serikat konsisten mempertahankannya.
Amerika Serikat juga konsisten tidak pernah memberikan peluang bagi
terwujudnya negara Palestina merdeka.
Karena itu, setiap resolusi yang
menguntungkan bagi rakyat Palestina, maka Amerika Serikat selalu
memvetonya. Sungguh Amerika Serikat yang merupakan rezim Kristen itu,
secara telanjang menjadi alat bagi kepentingan Zionis-Israel.
Bahkan, rezim Kristen Amerika
Serikat itu, berulangkali setiap Zionis-Israel menjadi terancam, maka
segera melakukan tindakan militer, dan menghancurkan negara manapun, dan
kekuatan manapun yang mengancam eksistensi Zionis-Israel.
Seperti dalam kasus Irak dan Afghanistan, karena sudah menjadi ancaman bagi Zionis-Israel, maka Amerika Serikat yang dipimpin "iblis" George Bush menghancurkan leburkan Irak. Karena Saddam Husien sudah menjadi ancaman bagi keamanan Zionis-Israel.
Amerika Serikat akan menggunakan
segala kemampuan militernya guna mencegah, setiap kemungkinan kekuatan
manapaun yang akan mengganggu dan mengancam Zionis-Israel.
Kelompok Neo-con(Neo-konservatif)
gabungan antara Kristen fundamentalis, Katolik fundamentalis, dan
kalangan Zionis di dalam pemerintahan Presiden Bush, seperti Deputi
Menhan Amerika Serikat, Paul Wolfowitz, mendorong Presiden Bush
menyerang Irak.
Paul Wolfowitz yang memiliki
afiliasi ideologi kepada Partai Likud di Israel itu, sangat mempengaruhi
keputusan politik Presiden Bush, yang kemudian memutuskan melakukan
invasi ke Irak.
Sekarang, perang melawan terorisme
secara global, ini hanyalah proyek Zionis yang ingin menghancurkan
setiap elemen Muslim, yang sekarang ini melawan kepentingan rezim
Kristen Barat dan Zionis, yang memang bertujuan ingin berusaha
menghancurkan kekuatan Muslim, yang sudah dianggap menjadi ancaman bagi
masa depan Zionis-Israel. Karena, tidak lain, tujuan akhir perjuangan
Muslim di seluruh dunia, akhirnya membebaskan tanah Palestina dan
Masjidil Aqsha, yang sekarang dibawah jajahan Zionis-Israel.
Maka, Hamas sebagai salah satu
entitas kekuatan Gerakan Islam (Harakah Islamiyah), yang bertahan di
tanah Gaza-Palestina, tetap berjuang dengan sangat jelas, dan tidak akan
pernah menyerah dengan tekanan yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan
Zionis-Israel.
Hamas tetap menolak eksisten
Zionis-Israel sebagai negara. Karena, hakikatnya tidak ada negara
Zionis-Israel, di mana negara itu, merupakan perampasan dan perampokan
atas hak syah rakyat Palestina.
Seperti dikatakan oleh Kepala Biro
Politik Hamas, Khaled Misy'al, yang secara terang-terangan menolak
mengakui eksistensi (keberadaan) Zionis-Israel, dan menyatakan akan
terus berjuang membebaskan tanah Palestina dari aneksasi (pencaplokan)
Zionis-Israel.
Menghadapi
kedatangan Presiden Barack Obama melakukan kunjungna ke Tepi Barat, dan
akan bertemu dengan Presiden Mahmud Abbas, selanjutnya Gerakan Hamas menyatakan penolakan mutlak dari kunjungan dijadwalkan oleh Presiden AS Barack Obama ke Masjid Aqsa di bawah perlindungan Israel.
Menurut Khaled Misy'al kedatangan dan kunjungan ke Masjidil Aqsha, dinilai sebagai langkah pembenaran dan dukungan terhadap penjajahan dan pencaplokan terhadap Masjidil Aqsha. Menurut Kepala Biro Politik Hamas, hal itu akan melanggar hukum internasional dan mendukung legitimasi pendudukan dan hegemoni terhadap Masjid Aqsha.
Hamas memperingatkan konsekuensi serius seperti kunjungan dan meminta pemerintah Amerika untuk merevisi jadwal kunjungan, dan mendesak massa Palestina untuk menyatakan penolakan mereka terhadap kunjungan itu.
Hamas meminta Liga Arab dan Organisasi Kerjasama Islam untuk bertindak dan menuntut pembatalan kunjungan ke Aqsa. Sementara itu, Dr Salah Al-Bardawil, seorang pemimpin Hamas, mengatakan bahwa kunjungan Obama tidak akan membawa kebaikan bagi rakyat Palestina.
Menurut Bardawil, kunjungan Barack Obama ke Israel, lebih memperbaiki citranya di depan para pendukung negara Zionis itu, dan hanya memfokuskan pembicaraan tentang masalah isu politik dan senjata nuklir Iran. Bukan akan membahas isu masalah Palestina. Tentu, Obama akan mendukung dan akan memberikan janji perliindungan bagi keamanan Zionis-Israel. Bukan membahas kepentingan rakyat Palestina.
Bardawil mengatakan kepada Quds Press bahwa kunjungan Obama itu, justeru akan melakukan tekanan yang lebih keras, agar Palestina mau mengakui dan menerima negara Zionis-Israel. Ini langkah mundur, jika para pemimpin Palestina mau menerima kedatangan Obama. Obama tidak lebih hanyalah "budak" Zionis belaka. Tidak mungkin akan memihak kepada rakyat Palestina.
Menurut Khaled Misy'al kedatangan dan kunjungan ke Masjidil Aqsha, dinilai sebagai langkah pembenaran dan dukungan terhadap penjajahan dan pencaplokan terhadap Masjidil Aqsha. Menurut Kepala Biro Politik Hamas, hal itu akan melanggar hukum internasional dan mendukung legitimasi pendudukan dan hegemoni terhadap Masjid Aqsha.
Hamas memperingatkan konsekuensi serius seperti kunjungan dan meminta pemerintah Amerika untuk merevisi jadwal kunjungan, dan mendesak massa Palestina untuk menyatakan penolakan mereka terhadap kunjungan itu.
Hamas meminta Liga Arab dan Organisasi Kerjasama Islam untuk bertindak dan menuntut pembatalan kunjungan ke Aqsa. Sementara itu, Dr Salah Al-Bardawil, seorang pemimpin Hamas, mengatakan bahwa kunjungan Obama tidak akan membawa kebaikan bagi rakyat Palestina.
Menurut Bardawil, kunjungan Barack Obama ke Israel, lebih memperbaiki citranya di depan para pendukung negara Zionis itu, dan hanya memfokuskan pembicaraan tentang masalah isu politik dan senjata nuklir Iran. Bukan akan membahas isu masalah Palestina. Tentu, Obama akan mendukung dan akan memberikan janji perliindungan bagi keamanan Zionis-Israel. Bukan membahas kepentingan rakyat Palestina.
Bardawil mengatakan kepada Quds Press bahwa kunjungan Obama itu, justeru akan melakukan tekanan yang lebih keras, agar Palestina mau mengakui dan menerima negara Zionis-Israel. Ini langkah mundur, jika para pemimpin Palestina mau menerima kedatangan Obama. Obama tidak lebih hanyalah "budak" Zionis belaka. Tidak mungkin akan memihak kepada rakyat Palestina.
Justeru menurut
Bardawil, langkah Obama mengunjungi Tepi Barat itu, jauh lebih berbahaya
dibandingkan dengan Perdana Menteri Ariel Sharon, yang sudah membantai
ribuan pengungsi Palestina di Sabra dan Satila. Justeru sikap keras
Ariel Sharon itu, melahirkan gerakan Intifadah, pada tahun 2000.
Sudah selayaknya Hamas menolak
kedatangan Barack Obama ke Tepi Barat, dan hanya memperkuat kedudukan
Zionis-Israel, dan tidak memberikan manfaat apapun bagi masa depan
rakyat Palestina.
Muslim Palestina hanya berhak
mempersiapkan diri dengan kemampuannya, agar suatu saat ini akan dapat
mengusir penjajah Zionis-Isael, yang sudah merampok, mengusir,
memenjarakan, dan membunuh, bahkan memerangi rakyat Palestina
berulangkali.
Kekuatan Muslim seluruh dunia harus
diarahkan membebaskan tanah Palestina, dan Masjidil Aqsha dari
penjajahan Zionis-Israel. Bukan lagi memperhatikan kunjungan "budak"
Zionis-Israe l, Barack Obama. Karena sedikitpun tidak akan pernah
membawa manfaatkan bagi masa depan rakyat Palestina. Wallalhu'alam.
Sumber : voa-islam.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar