Binatang kecil yang hidup bergotong-royong dengan sesamanya, binatang yang senantiasa mencari jalan keluar bila jalannya terdapat rintangan, dan binatang yang selalu berusaha mencari makan untuk hidupnya. Sesungguhnya dari kehidupan binatang kecil itu terdapat pelajaran yang sangat berarti bagi manusia. Kesabaran, keteguhan hati, ketekunan dari seekor semut itu dapat kita ambil dan kita terapkan di kehidupan kita. Kata-kata ini tidaklah berlebihan, karena sejatinya semut selalu berjuang untuk mencapai tujuannya, berkali-kali semut jatuh untuk memanjat dinding ataupun pohon, berkali-kali pula semut itu berjuang untuk mencapai puncak tujuannya.
Jika jalan untuk mencapai tujuannya dirintangi, semut akan mengalihkan langkah-langkahnya ke samping, bahkan terkadang ia rela memutar balik jalannya untuk mendapatkan jalan yang lebih baik, sehingga perjalanan ia pun lebih jauh dari jalan yang pertama.
Namun sang semut tetap fokus terhadap tujuannya hingga tercapai. Jika beban barang yang dibawa oleh seekor semut terlalu berat, maka gerombolan semut lain pun datang menghampiri ia untuk membantu, sehingga bebannya terasa ringan. Semut-semut itu tahu apa yang harus ia lakukan, tanpa harus diperintah oleh sang komandannnya, mereka sudah paham dengan tugas-tugasnya, di dalam diri mereka telah tertanam semangat bergotong-royong, dan sifat kebersamaan.
Begitulah perjuangan dari binatang kecil yang selalu hidup dalam kesabaran, ketekunan, dan kebersamaan. Sehingga Allah ta’ala mengabadikannya menjadi sebuah nama sebuah surat dalam Al-Qur’an, yaitu surat An-Naml (semut). Mahasuci Allah yang telah menciptakan semut sebagai hikmah untuk kehidupan kita. Namun terkadang sebagai manusia kita sempat berpikir bahwa di kehidupan ini hanya ia seorang yang diberi beban atau ujian yang berat sedangkan orang lain dapat bersenang-senang menikmati kehidupannya dan tidak tanggung-tanggung ada juga yang berhenti bergerak, berusaha karena merasa lelah terhadap beban masalah hidup.
Saudaraku,, cobalah renungi kehidupan semut tadi, renungkanlah betapa panjang dan sulit proses-proses hingga semut itu pun berhasil mencapai puncak tujuannya. Betapa gembiranya semut itu telah berhasil memupus masalah-masalah yang ia hadapi. Seperti itulah lika-liku kehidupan, kadang kita diberi beban amanah yang sangat berat, kadang kita diberi amanah yang membingungkan, tetapi kita harus yakin bahwa semua maslah itu akan ada penyelesaiannya. Bukankah bersama kesulitan itu ada kemudahan? Ingat, tak selamanya hujan selalu membawa musibah, sesekali ia akan membasahi daerah yang kering,dan juga tak selamanya terik matahari menyoroti bumi kita, sesekali ia akan bergantian dengan bulan yang menyinari di kegelapan malam.
Tanda bahwa Allah ta’ala masih sayang dan peduli kepada hambaNya ialah dengan diberikannya ujian-ujian agar kita lebih bijak, lebih mulia, dan lebih kuat, maka bergembiralah Allah ta’ala masih cinta kepada kita. Seorang mukmin harus berusaha sekuat tenaga untuk mencapai tujuannya, ia akan selalu sabar, teguh, dan tekun melewati proses lika-liku kehidupannya. Kegagalan tidaklah menyurutkan semangatnya, karena ia yakin bahwa keberhasilan dan kegagalan seseorang berada di tangan Allah ta’ala. Ia hanya wajib berusaha dengan sungguh-sungguh, untuk hasil ia serahkan hanya kepada Allah ta’ala semata..Setelah itu bersabarlah, kesabaran akan membuahkan ketenangan hati, kekuatan jiwa dan kesantunan. Berapa banyak orang yang telah menyerah putus asa, padahal dengan sedikit usaha lagi, dengan sedikit kesabaran lagi, mereka akan meraih kesuksesan. Sesungguhya Allah ta’ala bersama orang-orang yang sabar, karena Allah ta’ala tidak akan meninggalkan hambaNya yang beriman, justru manusialah yang seringkali meninggalkan Penciptanya.
Sumber : http://www.voa-islam.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar