Bersinar.com-Sekalipun, nyaris terjadi perang
antara Rusia-Amerka Serikat, akibat pembelotan pejabat CIA ke Rusia,
Edward Snowden yang membocorkan seluruh rahasia kebijakan dari NSA
(National Security Agency), tetapi sekarang Putin beralih ke Barack
Obama untuk membantu melindungi "Olimpiade Musim Dingin" termahal dari serangan Mujahidin .
Putin dan Obama sepakat meningkatkan kerjasama keamanan, guna
melindungi Olimpiade Musim Dingin, sesudah dua bersaudara etnik Chechnya
meledakkan bom di Boston Marathon yang menimbulkan banyak korban.
Kerjasama dibidang keamanan ini, berlangsung berkat terjadinya
pendekatan yang sangat penting, karena kedua negara merasa menghadapi
ancaman keamana nasional mereka.
Perdana Menteri Inggris Cameron juga sepakat memulihkan hubungan
antara intelijen Inggris M16 dan KGB yang dibekukan sejak tahun 2006,
akibat terjadinya pembunuhan di London, seorang pembangkang Rusia
Alexander Litvinenko.
"Kerjasama dengan lembaga keamanan, intelijen, dan penegak hukum
sangat penting," kata Putin dalam sebuah wawancara dengan Associated
Press dan Channel Rusia Satu televisi bulan lalu. " Kami memiliki
pengaturan yang relevan dengan AS. FBI dan CIA akan menjadi mitra Eropa
dan Rusia, menghadapi ancaman teroris", tambah Putin.
Departemen Luar Negeri AS akan mengirim sejumlah agen CIA dan Pasukan
Khusus, Marinir, sekalipun tidak diungkapkan jumlah ke Sochi untuk
membantu menjamin keamanan ribuan atlet Amerika", unglkap pejabat
Kedutaan Amerika di Moskow.
"Dengan persetujuan Presiden Barack Obama dan Putin, maka akan
menyebarkan agen-agen penghubung lapangan di tempat-tempat yang ditunjuk
untuk berhubungan dengan keamanan dengan Team USA," kata pejabat
kedutaan Amerika di Moskow.
Amerika dan Rusia terus menjajagi kerjasama politik dan militer,
mengahadapi perubahan situasi regional atau global, terutama semakin
meningkatnya pengaruh Gerakan Islam secara global.
Amerika akan meningkatkan kerjasamanya dengan Moskow, sesudah Amerika
menarik pasukannya dari Afghanistan, dan ini pasti akan membawa dampak
yang sangat serius bagi keamanan global, terutama bagi kepentingan
Amerika di seluruh dunia.
Nampaknya, Amerika dan Rusia, memerlukan kerjasama dibidang intelijen
dan keamanan di seluruh dunia, guna mengantisipasi ancaman dari para
teroris (Mujahidin) yang sekarang beroperasi di seluruh kawasan,
terutama Timur Tengah, Asia Tengah, dan Afrika.
Serangan terhadap Mall Westgate di ibukota Kenya, Nairobi yang
mengakibatkan tewasnya ratusan pengunjung Mall oleh pejuang al-Shabab,
menghentakan para pejabat keamanan di Washington dan Tel Aviv. Putin
telah memprediksi ancaman dari para pejuang Chechya yang pernah
menyadera para penungjung Gedung Bioskop di Moskow, dan menewaskan
banyak korban.
Baru-baru ini, Amerika bahkan melakukan penyadapan terhadap lebih 7
juta warga Perancis, Jerman, dan Inggris, semuanya guna menghadapi
ancaman terorisme. Kematian Duta Besar Amerika di Libya oleh serangan
pejuang Muslim di Libya, bahkan mengakibatkan Menteri Luar Negeri
Amerika Hallary Clinton, harus rela meninggalkan jabatannhya, dan
digantikan oleh John Kerry.
Amerika dan Rusia bersepakat dengan penyelesaian politik di Suriah,
dan tidak mau melakukan tindakan militer terhadap Bashar al-Assad,
karena melemahkan kekuatan militer Bashar al-Assad, itu berarti hanya
akan memberikan kesempatan kepada kelompok Jabhah al-Nusrah yang sangat
ditakuti oleh Amerika, dan dampaknya bagi kepentingan nasional Israel,
sangat teracam dengan perubahan di Suriah.
Karena itu, Amerika rela berpisah dengan sekutu setianya, yaitu Arab
Saudi, akibat Amerika ingkar janji dan tidak melakukan tindakan militer
terhadap Suriah. Karena Barack Obama sadar, bahwa melakukan serangan
militer ke Suriah akan memberikan kemenangan bagi Mujahidin di Suriah.
Ini merupakan tindakan bunuh diri.
Penyelesaian politik, bagaimana Amerka Serikat bersama Rusia yang
menjadi "stakeholder", membagi Suriah bagi kepentingan dua negara itu,
dan bagiamana mensiasati agar pemerintahan baru di Suriah, tidak jatuh
kepada kelompok fundamentalis, tetapi yang tetap bersekutu dengan
Amerika dan Rusia, serta tidak membahayakan bagi keamanan Zionis-Israel
di masa depan.
Jadi, sekarang terjadi perubahan situasi politik global, di mana
antara Amerika dan Rusia, nampaknya terjadi re-aprocahmen (pendekatan
baru), mengantisipasi pengaruh kekuatan Islam garis keras, dan
bangkitnya kekuatan kelompok Jihadis di seluruh kawasan. Wallahu'alam.
sumber : .voa-islam.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar