Bersinar.com-mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas
Urbangingrum, dan dengan nada ngeledek, ketika di tanya wartawan, Rabu
(23/10/2013), apakah dirinya sudah siap di tahan KPK? Anas menjawab,
saya siap 1000 persen, ungkapnya.
Mengapa Anas Urbaningrum yang dahulunya menjadi shohib SBY, tetapi
sekarang seperti menjadi musuh. Masing-masing menabuh genderang perang.
Gayang-menggayang. Tak ada lagi yang namanya "ta'liful khulub"
(ikatan hati), antara Anas-SBY, dan yang ada saling benci dan
bermusuhan. Ini tidak main-main. Kemarin, SBY menegaskan akan
menyelesaikan Anas, usai pemilu 2014.
Sampai sekarang Anas belum dijebloskan ke dalam tahanan KPK. Entah
karena apa? Tetapi, Anas Urbaningrum, politisi muda, mantan Ketua Umum
HMI itu, nampak selalu santun, dan bicara tertata dengan baik. Tidak
berbicara dengan nada emosional. Datar.
Bahkan, ketika Anas mengundurkan diri sebagai Ketua Umum Partai
Demokrat, karena status sudah menjadi tersangka, dan saat melakukan
konferensi pers, walaupun Anas memendam emosi yang tinggi, tetapi
bicaranya tetap tertata dan tertib, tidak menunjukkan sikapnya yang ke
kanak-kanaknya.
Tetapi, Anas Urbaningrum yang merasa di dzalimi SBY itu, mengeluarkan
nada ancaman, dan mengatakan, "Saya akan membuka halaman-demi halaman
buku itu", ucapnya. Maksudnya, Anas Urbaningrum, pasti tahu jerohan SBY,
dan ini akan membuat posisi SBY menjadi sangat sulit. Bukan hanya SBY,
tetapi keluaraga Cikeas akan berantakan.
Makanya, sejatinya kemarahan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY) terhadap Anas Urbaningrum diduga bukan karena
manuver yang dilakukan lewat Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI),
organisasi bentukan Anas.
Tetapi, menurut pengamat politik Tjipta Lesmana menduga, SBY ketakutan dengan segala serangan dari Anas lantaran tersangka kasus korupsi proyek pembangunan Sport Centre Hambalang itu memegang kartu AS SBY.
"Kemungkinan Anas memegang info yang sangat rahasia, bukan karena PPI-nya. Kemungkinan Anas punya kartu truff, punya info yang rahasia," kata Tjipta di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (23/10/2013).
Seharusnya, kata Tjipta, SBY tidak perlu khawatir dengan langkah politik Anas. Pasalnya, dilihat dari sisi mana pun saat ini Anas masih akan sulit melawan SBY.
"Kalau saya jadi SBY saya enggak perlu takut. Anas memerlukan waktu lama untuk meningkatkan kekuatannya. Mestinya SBY enggak perlu takut," sindirnya.
Tetapi, menurut pengamat politik Tjipta Lesmana menduga, SBY ketakutan dengan segala serangan dari Anas lantaran tersangka kasus korupsi proyek pembangunan Sport Centre Hambalang itu memegang kartu AS SBY.
"Kemungkinan Anas memegang info yang sangat rahasia, bukan karena PPI-nya. Kemungkinan Anas punya kartu truff, punya info yang rahasia," kata Tjipta di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (23/10/2013).
Seharusnya, kata Tjipta, SBY tidak perlu khawatir dengan langkah politik Anas. Pasalnya, dilihat dari sisi mana pun saat ini Anas masih akan sulit melawan SBY.
"Kalau saya jadi SBY saya enggak perlu takut. Anas memerlukan waktu lama untuk meningkatkan kekuatannya. Mestinya SBY enggak perlu takut," sindirnya.
Tetapi, Anas berdiri kokoh seperti karang menghadapi SBY. Tak
berkecil hati. Ini menandakan Anas Urbaningrum, memang memiliki posisi
tawar (bargaining) yang kuat menghadapi SBY. Jika Anas Urbaningrum "menguap"
seperti Bendahara Umum Demokrat, Mohamad Nazaruddin, maka bagaimana
nasib SBY nanti? Benar-benar skenario yang buruk bagi SBY konflik dengan
Anas.
Anas Urbaningum menghadapi SBY bukan dengan tangan kosong. Apalagi,
Anas yang mantan Ketua Umum HMI itu, memiliki jaringan pendukung yang
kuat di Demokrat, dan dilakalangan grassroot (akar rumput). Ini tidak
mudah bagi SBY melumat Anas Urbaningrum dengan sekali gebrakan.
Apalagi, SBY sudah nampak semakin melemah pengaruhnya, ini terbukti
dengan gagalnya Ruhut Sitompul yang dijagokannya menjadi Ketua Komisi
III, kemudian keluarnya Perpu MK oleh SBY, juga mendapatkan tantangan
yang sangat keras dari DPR, dan bahkan ada ancaman dari sejumlah anggota
Fraksi di DPR yang akan memakzulkan SBY. Memang SBY dan Demokrat
semakin melemah. Wallahu'alam.
Sumber : .voa-islam.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar