Rabu, 28 November 2012

Mukjizat dan Hikmah yang Agung Di Balik Penciptaan Gajah dan Kegunaan Belalainya

Coba perhatikan belalai gajah, lihatlah hikmah yang sangat agung dari penciptaannya. Belalai fungsinya laksana tangan untuk mengambil rerumputan dan menciduk air, lalu dengan belalai itu gajah memasukkan makanannya ke mulutnya. Sekiranya belalai itu tidak ada tentu gajah tidak akan bisa mengambil makanan yang ada di atas tanah. Sebab gajah tidak memiliki leher yang bisa dijulurkannya sebagaimana halnya hewan-hewan lain. Berhubung gajah tidak memiliki leher maka Allah melengkapinya dengan belalai yang panjang sebagai penggantinya. Allah memberi kekuatan pada gajah untuk menjulurkan belalainya,
mengangkatnya, menurunkannya dan mempergunakannya menurut kehendaknya. Allah buatkan baginya belalai yang berfungsi sebagai alat menampung, elastis dan peka. Dengan belalai itu gajah dapat menerima dan memberi menurut kehendaknya. Siapakah yang memberinya alat pengganti tangan itu? Siapakah yang menggantikan dengan anggota tubuh yang menggantikan kedudukan tangan itu selain Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang dengan menciptakan belalai yang dapat menunjang kebutuhan hidupnya.
Jika ada yang bertanya: Mengapa gajah tidak diberi leher yang panjang saja seperti halnya hewan-hewan yang lain, dan apa hikmah di balik itu? Maka jawabannya: Allah Maha Mengetahui hikmah di balik itu. Sebabnya adalah kepala dan dua daun telinga gajah sangat besar dan berat. Sekiranya gajah memiliki leher yang panjang seperti hewan-hewan lain niscaya akan bengkok lehernya karena keberatan dan leher tersebut tidak akan mampu menahannya. Maka dibuatlah kepalanya menyatu dengan badan agar gajah tidak merasa berat dan susah. Dan sebagai pengganti leher Allah menciptakan belalai yang panjang untuk mengambil makanannya. Berhubung leher unta itu panjang maka kepalanya dibuat kecil dibandingkan tubuhnya yang besar, agar tidak merasa berat dan melemahkan lehernya. Maha Suci Allah yang tiada dapat dihitung dan dibatasi kemahabijaksanaan-Nya.

Sumber: Keajaiban-keajaiban Makhluk dalam Pandangan Al Imam Ibnul Qayyim, karya Abul Mundzir Khalil bin Ibrahim Amin (penerjemah: Abu Ihsan Al-Atsari Al-Maidani), penerbit: Darul Haq, cet. 1, Sya’ban 1423 H / Oktober 2002 M, hal. 169-170.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar