Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan sahabatnya dan para pengikutnya
Masih melanjutkan
pembahasan sebelumnya tentang adab menuntut ilmu , pada kesempatan ini
kita akan membahas tentang kesalahan-kesalahan yang harus dihindari oleh
seorang pentuntut ilmu. Pembahasan ini kami ringkas dari Kitabul
Ilmi karya Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin
rahimahullah. Semoga bermanfaat.
Sebagian
Kesalahan yang Dilakukan Penuntut Ilmu yang Hendaknya Dihindari:
Pertama:
Hasad
Definisi hasad adalah tidak sukanya seseorang atas
nikmat yang Allah berikan pada orang lain. Definisi ini sebagaimana
disampaikan Syaikhul Islam Ibn Taimiyah rahimahullah. Hasad
tidaklah mendatangkan bagi pemiliknya kecuali bahaya d`n kerugian,
diataranya:
- Dengan hasad berarti ia benci dengan apa
yang Allah telah takdirkan.
- Hasad memakan kebaikan,
sebagaimana api melahap kayu bakar.
- Muncul dalam
hatinya kesusahan dan kesedihan
- Tasyabuh dengan sifat
yahudi yang suka hasad
- Meskipun ia hasad tidak mungkin
dengannya ia dapat menghilangkan nikmat orang lain
-
Hasad menafikan sempurnanya iman. Rasulullah bersabda, Tidak
sempurna keimanan salah satu diatara kalian sampai ia mencintai bagi
saudaranya apa yang ia cintai bagi dirinya (HR Bukhari dan Muslim).
-
Menyebabkan berpaling dari berdo’a kepada Allah atas keutamaaNya.
Padahal Allah berfirman,
وَلاَ تَتَمَنَّوْاْ مَا فَضَّلَ اللّهُ
بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ لِّلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِّمَّا اكْتَسَبُواْ
وَلِلنِّسَاء نَصِيبٌ مِّمَّا اكْتَسَبْنَ وَاسْأَلُواْ اللّهَ مِن
فَضْلِهِ إِنَّ اللّهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيماً
Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS An Nisa’: 32)
-
Meremehkan nikmat Allah atas dirinya.
- Hasan memicu
untuk mencela dan mencari-cari kesalahan orang lain.
-
Hasad memicu untuk memusuhi orang lain
Kedua:
Berfatwa Tanpa Ilmu
Fatwa memiliki kedudukan yang sangat agung
dalam Islam. Dengannya pemiliknya berusaha menjelaskan masalah-masalah
penting yang dihadapi umat dan berusaha memberi arahan yang benar. Maka
selayaknya orang yang berfatwa adalah yang ahli, bukan sembarang orang.
Berbahaya sekali jika ada orang berfatwa tanpa ilmu apa lagi dalam
masalah halal dan haram. Untuk itu sebagai seorang penuntut ilmu jika
ditanya sesuatu yang tidak diketahui jangan malu untuk mengatakan tidak
tahu. Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu mengatakan,
فإن من
العلم أن يقول لما لا يعلم الله أعلم
Sesunguhnya termasuk bagian dari ilmu adalah mengatakan Allahu A’lam atas apa-apa yang tidak diketahui.
Ketiga: Sombong
Definisi
sombong yang paling tepat adalah sebagaimana yang disabdakan
Rasulullah, Menolak kebenaran dan meremehkan manusia (HR Muslim
kitabul iman bab haramnya sombong dan penjelasannya). Sombong
menyebabkan pemiliknya sulit untuk menerima kebenaran apalagi jika
kebenaran itu datang dari orang-orang yang berada dibawahnya atau
lawannya. Jika sudah sulit untuk menerima kebenaran maka ilmu pun sulit
masuk pada dirinya. Sehingga amat tepat jika dikatakan,
العلم حرب
للفتى المتعالي كالسيل حرب للمكان العلي
“Ilmu berpaling dari seorang pemuda yang merasa tinggi, sebagaimana berpalingnya suatu aliran dari tempat-tempat yang tinggi”
Keempat:
Ta’ashub pada madzhab dan pendapat tertentu
Diantara
kesalahan besar yang hendaknya dihindari penuntut ilmu adalah
berta’ashub pada suatu madzhab , pendapat atau masyayikh tertentu. Yang
dengannya ia berwala’ (loyal) dan bara’ (berlepas diri). Menganggap
madzhab atau masyayikhnya saja yang diatas ilmu dan kebenaran sedang
yang lain jahil, ahli bid’ah dan perkataan jelek lainnya. Sehingga
terjadilah saling mencela dan menghujat diantara penuntut ilmu.
Hendaknya penuntut ilmu menghidari dari hal-hal yang demikian karena hal
tersebut akan melemahkan barisan kaum muslimin sendiri. Allah
berfirman,
وَأَطِيعُواْ اللّهَ وَرَسُولَهُ وَلاَ تَنَازَعُواْ
فَتَفْشَلُواْ وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ وَاصْبِرُواْ إِنَّ اللّهَ مَعَ
الصَّابِرِينَ
Dan ta'atlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS al Anfaal: 46)
Kelima:
Tampil sebelum mahir
Perlu diperingatkan bahwa jangan
sampai seorang penuntut ilmu maju/tampil dalam hal-hal ia yang belum
memiliki keahlian padanya. Karena hal tersebut akan membuat dirinya
terjatuh dalam kesalahan-kesalahan yang berbahaya seperti berfatwa tanpa
ilmu dan lainnya. Jika ada seseorang yang suka tampil sebelum memiliki
keahlian pada urusan tersebut hal ini menunjukkan atas beberapa hal:
-
Ujub pada diri sendiri dengan merasa dirinya seorang alim.
-
Menunjukkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan atas masalah-masalah
yang terjadi.
- Berkata atas (agama) Allah sesuatu yang
ia tidak ketahui
- Kebanyakan sulit menerima kebenaran
karena jika sudah merasa alim merasa rendah jika harus mengakui
kebenaran ada dipihak orang lain.
Keenam: Su’udzan
Tidak
seyogyanya seorang penuntut ilmu selalu beburuk sangka dengan yang
lainnya apalagi pada orang-orang yang berilmu dan dikenal baik agamanya.
Allah berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا
كَثِيراً مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. (Al Hujurat: 12)
فَاسْأَلُواْ أَهْلَ الذِّكْرِ إِن
كُنتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ
Maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui. (QS Al Anbiya’: 3)
Semoga bermanfaat, Sholawat dan
salam semoga tercurah kepada Rasulullah, keluarga , sahabat, serta
pengikutnya.
sumber : http://cupy-moslem.blogspot.com/2012/05/kesalahan-kesalahan-yang-harus.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar