Alalam melaporkan, Muhammad Shafie Abu Nashat seorang warga Gaza
menyatakan akan memberi nama anaknya yang baru lahir dengan roket Fajr-3
yang telah berhasil menembus garis pertahanan Israel dan menghantam
jantung rezim Zionis di Tel Aviv.
Anak Abu Nashat (Fajr-3) lahir di rumah sakit Syuhada al-Aqsha di
tengah Jalur Gaza, sehari setelah gencatan senjata. Dikatakannya,
"Kemenangan ini pertama kembali kepada Allah SWT dan kemudian kepada
Iran yang telah memberikan dukungan militer dan finansial kepada
kelompok pejuang dan digunakan untuk menghantam musuh pada tingkat untuk
pertama kalinya dalam sejarah konflik Arab-Israel."
Sementara itu, seorang ibu hamil bernama Amira Abu Asaus (30 tahun)
dari wilayah Syeikh Radwan utara Jalur Gaza, yang sebelumnya luka-luka
akibat serangan Israel, menyatakan jika putranya lahir akan diberi nama
Fajr, merujuk pada roket buatan Iran yang digunakan kelompok muqawama
untuk mengguncang kota-kota Israel.
Amira dan putranya "Fajr" dalam kondisi sehat. Dia mendoakan putranya
punya masa depan dalam muqawama Palestina dan memanggul roket yang
sesuai dengan namanya demi pembebasan Palestina dari pendudukan Israel.
Dalam kumpulan komentar dari beberapa kelompok kemanusiaan yang
ditujukan bagi pemerintahan dan militer Israel, sebagian besar menuduh
militer Israel telah melakukan tindakan gegabah dengan menggunakan
senjata mematikan yang mengakibatkan Ratusan orang tewas.
Menurut saksi mata, beberapa instansi juga menyetujui serangan terhadap petugas medis, sekolah, rumah sakit, dan fasilitas PBB.
"Kami kira kita semua telah menyaksikan bukti semakin terkikisnya moral yang mengakibatkan kehancuran dalam jumlah yang besar.
Agresi Israel tersebut juga diduga kuat adalah sebagai usaha utama
mereka untuk membantai wanita hamil dan generasi muda Gaza, yang
rata-rata telah dilantik menjadi hafidz (orang yang hafal seluruh ayat Al-Quran), karena Yahudi sangat khawatir jika para hafidz tersebut akan memerangi mereka di masa depan.
"Konflik tersebut di salah satu wilayah terpadat di dunia, dimana
sebagian besar penduduknya adalah ana-anak", kata Annie Foster, pemimpin
kelompok Selamatkan Anak-Anak untuk bantuan darurat di Gaza.
"Dalam perang apapun, anak-anak adalah salah satu yang dikorbankan. Begitu juga dalam perang ini".
"Bayi berusia satu bulan menghadapi resiko kematian lebih tinggi dari anak-anak", tambahnya.
Dalam sebuah pendapatnya, UNICEF melaporkan hanya dalam waktu 8 hari
saja, korban anak-anak di Gaza telah mencapai lebih dari 50.
"Tiap harinya puluhan anak menderita atas serangan yang terjadi. Dan
hal ini tidak dapat diterima", kata Ann Veneman, Direktur Eksekutif
UNICEF.
Menurut laporan Badan Sensus PBB (UNFPA), dari sekitar 450 wanita
hamil, 350 diantaranya telah melahirkan bayi mereka selama serangan
Israel di Gaza. Jumlah tersebut tentu cukup besar jika dibandingkan
jumlah korban tewas Selam Delapan Hari Agresi Israel ke Gaza menelan
korban anak-anak, 43 gugur dan 432 lainnya terluka, jumlah korban
gugur dari kalangan anak-anak dalam agresi Israel ke Gaza sejak Rabu
pecan lalu sampai Rabu kemarin, mencapai 43 orang, sekitar 27 % dari
keseluruhan korban yang guur, sementara anak-anak yang menjadi korban
luka mencapai 432 orang, sekitar 35 % dari keseluruhan korban luka.
Sedang menurut laporan UNICEF, jumlah balita di Gaza diperkirakan
mencapai 320.000, dengan sekitar 40.000 diantaranya berusia kurang dari
enam bulan.
Sumber : suaramedia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar