Sudah beberapa waktu berlalu sejak Israel mengebom
Libanon dan Jalur Gaza, dan dalam kedua serangan tersebut, senjata yang
dipergunakan Israel meninggalkan jejak derita bagi orang-orang yang
tinggal di daerah hembusan angin.
Kini bisa dilihat hasil-hasil tindakan tersebut,
dan boleh dibilang, siapa yang menebar benih maka dia akan menuai
hasilnya. Hal tersebu terngiang jelas pada telinga para penduduk Israel.
Sejumlah pernyataan kesehatan yang dirilis membuktikan bahwa ketika
sebuah pasukan mempergunakan senjata yang ilegal dengan licik, maka
penggunaan senjata tersebut akan berbalik kepada sang empunya. Seperti
yang terjadi saat ini, dimana senjata Israel membunuh warga Yahudi
Israel.
Pada bulan Mei lalu, harian Haaretz menyebutkan:
"Kualitas sperma pria Israel turun 40% dalam satu dekade terakhir. Hasil
tersebut didapat dari penelitian yang dilakukan oleh rumah sakit
Hadassah (organisasi wanita Zionis) Yerusalem, Mount Scopus. Penyebab
penurunan tersebut masih belum diketahui, namun para peneliti meyakini
bahwa hal tersebut ada hubungannya dengan terpaparnya anak-anak dan
wanita hamil terhadap hormon dan zat-zat lain yang mengkontaminasi
makanan dan air.
Bulan ini ada sejumlah statistik yang kembali
mengindikasikan bahwa kontaminasi uranium kadar rendah kemungkinan besar
menjadi penyebabnya. Tajuk utama berikutnya bahkan lebih mengejutkan:
"Lebih banyak wanita yang didiagnosis mengidap kanker di Israel
dibandingkan Eropa." Tingkat kesehatan Israel anjlok drastis jika
dibandingkan dengan negara-negara berkembang di Eropa, kata Asosiasi
Medis Israel pada hari Rabu (5/12). Israel terpuruk di bawah rata-rata
negara Eropa dalam hal pencegahan penyakit.
Laporan tersebut memberikan pesan yang jelas bahwa
ada sesuatu yang mungkin menyebabkan hal tersebut. Perbandingan tersebut
menyebutkan angka pasien kanker wanita sebagai berikut: 290 orang per
100.000 penduduk, lebih besar dibandingkan dengan rata-rata 179 orang di
Eropa.
Terdapat pula tanda-tanda tumor yang merusak sistem
imunitas manusia, tingkat penyebaran tumor tersebut bervariasi diantara
berbagai wilayah geografis di Israel. Sebanyak 4.812 kasus tumor yang
dialami penduduk Yahudi dilaporkan pada Lembaga pendaftaran kanker dalam
periode studi 1960-2005. Ada peningkatan standar usia yang penderita
Tumor pada kaum Yahudi kelahiran Israel. Angka kejadian tertinggi tampak
pada kaum Yahudi dengan rata-rata usia 20-24 tahun.
Kesimpulannya: Laporan tersebut mengindikasikan
tingkat kejadian tumor pada orang-orang Yahudi dewasa yang lahir di
Israel meningkat tajam dalam beberapa tahun terakhir. Mengenai hal
tersebut, Leuren Moret mengatakan bahwa hal itu disebabkan oleh
penghirupan radiasi tingkat rendah. "Uranium dan fosfor
bersifat saling mengikat. DNA dan sel tubuh warga Israel memiliki kadar
fosfat yang tinggi, dan oleh karena itu, DNA dan sel tubuh tersebut
mampu menarik uranium. Saat uranium tersebut telah menempel pada DNA dan
sel, maka zat tersebut menimbulkan kerusakan yang diakibatkan oleh efek
kimia logam berat, radioaktif dan partikel."
"Namun dampak terburuk uranium bagi DNA dan sel
adalah efek foto-elektron. Uranium bukan hanya melepaskan energi dalam
bentuk partikel alfa dan sinar gamma, namun juga menyerap energi lain
yang dilepaskan oleh sel dan kemudian melepaskan energi serapan tersebut
dalam bentuk sinar foto-elektron yang mampu melenyapkan apapun yang
melekat pada uranium. Hal ini pertama kali dijabarkan oleh Dr. Chris
Busby, seorang pakar radiasi tingkat rendah yang bekerja untuk
pemerintah Inggris dan Parlemen Eropa.
Leuren menambahkan, "Karena dampak paparan uranium,
dilaporkan bahwa ada peningkatan tajam angka penderita diabetes sejak
tahun 1945, dan hal tersebut dikaitkan dengan radiasi, khususnya paparan
uranium. Wanita hamil yang menderita diabetes dan
tidak merawatnya, akan melahirkan bayi-bayi lemah yang membiakkan kanker
ganas dalam tubuhnya, resiko kerusakan jantung dan berbagai bentuk
kecacatan lahir dan penyakit lainnya. Paparan uranium dapat menimbulkan
serangkaian penyakit, seperti penyakit otak, usus, keracunan logam
berat, ruam di kulit. Kontak dengan kulit yang terkontaminasi
menimbulkan resiko tinggi terkena kanker kulit.
Dampak terburuk dari paparan radiasi adalah
kematian janin dan cacat genetik, dimana cacat genetik pada janin akan
terus terjadi dan tidak terputus bahkan hingga generasi berikutnya. Uranium panas dari bom,
peluru kendali dan proyektil peluru ilegal menimbulkan gas radioaktif
yang terdiri dari partikel-partikel kecil uranium oksida yang dihasilkan
kala proyektil peluru melesat keluar dari gagang senjata.
Setelah mengalami benturan, gas radioaktif dalam
volume yang tinggi menyebar ke atmosfer, dimana zat tersebut bisa
ditularkan di sepanjang perbatasan, dan bahkan mengelilingi dunia dalam
beberapa minggu. Zat tersebut tetap berada di atmosfer sebelum
dijatuhkan kembali ke bumi, biasanya dalam waktu dua bulan sesudahnya.
Partikel uranium kadar rendah mengkontaminasi udara yang dihirup
manusia, air minum dan makanan.
Jaringan tubuh manusia akan menyaring partikel
uranium kadar rendah dari darah dan menyebabkan berbagai penyakit yang
banyak disebut "sindrom Perang Teluk". Radiasinya berbeda, tidak
mengenal batasan, kelas ekonomi sosial, dan agama. Tidak ada cara untuk
menyembuhkan atau membersihkannya.
Sebelumnya, cacat DNA semacam itu menimpa bayi dan
anak-anak Irak dan Afghanistan, sebagaimana dengan jelas terlihat dan
didokumentasikan. Dengan terpapar uranium, maka ada kemungkinan kuat
bahwa kaum Yahudi Zionis di Israel akan merasakan dampak yang sama untuk
beberapa generasi ke depan.
AS memasok Israel dengan berbagai jenis senjata
yang mengandung komponen uranium, dan dipergunakan dalam konflik Libanon
maupun pembantaian Gaza. Israel kini memiliki tumpukan senjata serupa
yang dipersiapkan untuk menghadapi kemungkinan serangan ke Iran. Jika
serangan tersebut jadi dilakukan, maka akibatnya akan menimpa seluruh
kawasan Timur Tengah
Sumber : suara media.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar