Tak pantas bagi seorang muslim ikut-ikutan merayakan tahun baru Cina
atau yang dikenal
dengan Imlek. Terlebih perayaan itu bukan merupakan
ajaran dan budaya Islam.
Ditemui voa-islam di kediamannya, Solo (8/2), Ketua Forum Kerukunan
Umat Beragama (FKUB) Surakarta, KH. Sholekhan Mahdum Cahyana, Lc
menegaskan, hendaknya umat Islam tidak merasa gembira, apalagi sampai
ikut-ikutan merayakan tahun baru Imlek. Sebab menurutnya, merayakan
tahun baru Imlek bukanlah ajaran dan syariat Islam.
“Hendaknya umat islam tidak mengikuti budaya, adat istiadat dan
keyakinan umat atau ajaran diluar agama islam,” ujar KH. Sholekhan.
Lebih lanjut, KH. Sholekhan menerangkan secara singkat, bahwa asal
usul perayaan tahun baru Imlek bermula pada saat orang-orang Konghuchu
di China melakukan panen raya, kemudian mengadakan upacara syukuran atas
panen yang mereka terima dengan hasil yang melimpah ruah. Tak berbeda
dengan ritual Sedekah Bumi atau Sedekah Laut di Indonesia.
“Jadi, perayaan Imlek itu awalnya adalah sebuah kebiasaan atau adat
istiadat yang dilakukan oleh orang-orang Konghuchu di China untuk
mengungkapkan rasa syukurnya karena mendapatkan hasil panen yang
melimpah. Sama halnya kalau didaerah Pantura (daerah yang ada di jalur pantura atau pantai utara seperti Kendal sampai Blora atau Cepu - red),
jika para nelayan pada saat musim berlayar dan mendapatkan tangkapan
ikan yang banyak, mereka juga mengadakan sebuah upacara yang istilahnya
sedekah laut itu,” jelasnya.
KH. Sholekhan merasa heran, kenapa perayaan tahun baru Imlek itu
dibesar-besarkan, terutama Barongsainya, bagi-bagi Angpaonya dan
sebagainya. Perayaan tahun baru Imlek itu bukan ajaran sebuah agama,
melainkan hanya sebuah kebudayaan atau adat istiadat semata.
“Jadi kenapa Imlek itu yang dibesarkan Barongsainya, karena memang
Imlek itu nggak ada kaitannya dengan ibadah, itu hanya adat istiadat dan
kebiasaan orang-orang Konghuchu aja. Dan perlu diketahui, di China itu
gak ada kok yang namanya agama Konghuchu, namun hanya sebuah keyakinan
saja. Dan di Indonesia sampai sekarang, Konghuchu tidak diakui sebagai
agama. Juga di seluruh dunia, nggak ada itu yang namanya agama
Konghuchu,” imbuhnya.
Sangat disayangkan jika umat islam, bahkan tokoh Islam ikut-ikutan
merayakan tahun baru Imlek. “Kalau ada masyarakat yang ikut-ikutan
Imlek, itu karena memang pada dasarnya orang bodoh. Seharusnya para
ulama mengajarkan umatnya agar belajar islam secara benar,” pungkasnya.
Sumber : .voa-islam.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar