Pertumbuhan
yang pesat dan berkesinambungan
diprediksi akan menjadikan China negara ekonomi
terbesar dunia pada tahun 2016, melampaui
diprediksi akan menjadikan China negara ekonomi
terbesar dunia pada tahun 2016, melampaui
Amerika Serikat. Hal
ini didasarkan pada perhitungan yang dilakukan oleh Organisation for
Economic Co-operation and Development (OECD).
Dalam laporannya, seperti dilansir Financial Times,
Jumat 22 Maret 2013, OECD memprediksi pertumbuhan ekonomi China akan
meroket hingga 8,5 persen tahun ini dan 8,9 persen tahun depan.
Padahal, tahun sebelumnya ekonomi China tumbuh paling lambat dalam 10 tahun terakhir di angka 7,8 persen.
OECD
mengatakan, pertumbuhan China di angka 8 persen ini berkat berbagai
perbaikan ekonomi yang dilakukan negara tersebut, seperti reformasi
finansial dan peraturan keuangan yang sedang berjalan.
"Ada
beberapa hal signifikan yang melambungkan China; China memiliki catatan
luar biasa dalam memanfaatkan faktor-faktor kunci untuk mempertahankan
pertumbuhan dan hal ini ditempatkan dengan baik untuk menyaingi bintang
lainnya di Asia," tulis OECD dalam survei ekonomi kedua terbesarnya.
Ekonomi
China akan melampaui AS sekitar tahun 2016 dilihat dari kekuatan daya
beli dan perbedaan harga kedua negara. Ada beberapa resiko yang
diketengahkan OECD dalam persaingan kedua negara ini, yaitu lemahnya
ekonomi global, meningkatnya inflasi, sistem finansial yang rapuh, dan
populasi yang semakin menua.
China unggul dalam mengatasi resiko
ini. OECD mengatakan bahwa China telah berhasil menghentikan
ketergantungan mereka pada permintaan dari luar dan mulai
menyeimbangkannya dengan permintaan domestik. Sejak tahun 2011, konsumsi
domestik adalah pendongkrak pertumbuhan utama China dibanding
investasi.
Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan Negeri
Tirai Bambu ini, di antaranya adalah meningkatkan urbanisasi dan mulai
membangun kota yang lebih besar dan produktif. OECD mengatakan, tingkat
urbanisasi China yang mencapai 52,6 persen masih di bawah negara-negara
dengan tingkat pertumbuhan yang sama.
Selain itu, ungkap OECD,
China masih perlu mengatasi permasalahan transportasi. Menurut OECD
waktu perjalanan per hari warga kota Beijing mencapai 79 menit, dua kali
lebih lama dari rata-rata yang ditetapkan OECD untuk waktu tempuh
efektif negara maju. (eh)
Sumber : viva.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar