Menurut stasiun televisi Rai, 33 mayat termasuk beberapa perempuan
dan anak kecil sejauh ini telah ditemukan, setelah kapal yang dipenuhi
penumpang terbalik saat para pendatang tersebut berusaha menarik
perhatian satu pesawat militer yang terbang di atas wilayah itu, sekitar
104 kilometer di sebelah selatan Pulau Lampedusa, Italia.
Menurut laporan awal, sebanyak 50 orang telah meninggal setelah kapal
tersebut terbalik. Satu kapal patroli Angkatan Bersenjata Malta (AFM)
menjadi yang pertama bergegas ke tempat itu, lalu diikuti oleh dua kapal
Angkatan laut Italia yang menerima tanda bahaya dari Pemerintah Malta.
Beberapa helikopter melemparkan jaket pelampung dan rakit ke laut.
Rai mengatakan sebanyak 130 penyintas ditempatkan di satu kapal
militer Malta, sementara sebanyak 50 orang --termasuk 10 anak kecil,
berada di satu kapal Angkatan Laut Italia, demikian laporan Xinhua
--yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu pagi. Kantor berita Italia,
ANSA melaporkan sebanyak 15 migran lagi ditempatkan di satu kapal
penangkap ikan Italia.
Peristiwa tersebut terjadi di perairan tempat Malta memiliki
kewajiban untuk melakukan pencarian dan pertolongan, kata Menteri
Pertahanan Italia Mario Mauro kepada stasiun TV Rai. "Kapal Angkatan
Laut kami turun tangan di perairan yang menjadi tanggung jawab Malta
segera setelah mereka diberitahu bahwa satu kapal terancam bahaya," kata
Mauro. "Ini adalah hukum laut, yang menyatakan kalian harus bergerak
ketika seseorang terancam bahaya," ia menambahkan.
Sementara itu di Malta, Perdana Menteri negeri itu Joseph Muscat
mengatakan dalam satu taklimat di Ibu Kota Malta, Valletta pada Jumat
malam Rumah Sakit terbesar di negeri tersebut, Mater Dei, berada dalam
kondisi siaga penuh. Dan kamar mayat yang tak digunakan di Rumah Sakit
St Luke telah dibukan kembali kalau-kalau diperlukan.
Sumber : republika.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar