Bersinar.com-Di tengah-tengah kondisi ekonomi Indonesia yang "ngos-ngosan" itu,
Presiden SBY di depan para delegasi Forum Tingkat Tinggi CEO-APEC,
menegaskan, perlunya melanjutkan liberalisasi perdagangan, karena dengan
cara itu akan meningkatkan kesejahteraan semua warga, ucapnya, Minggu,
6/10/2013.
Selanjutnya, SBY menegaskan, melanjutkan liberalisasi merupakan
salah langkah penting bagki APEC dalam meningkat pertumbuhan
ekonomi
yang lebih tinggi.
"Pertama dan terpenting kita semua perlu melaksanakan perang
masing-masing guna mencegah kebijakan proteksionis, dan melanjutkan
liberalisasi perdagangan, di mana cara itu akan meningkat kesejahteraan
semua warga", tegasnya. Menurut SBY, APEC yang didirikan 25 tahun yang
lalu, rata-rata dapat menurunkan rata-rata tarif perdagangan 70 persen.
Dampaknya bagi Indonesia, produk-produk Indonesia tergerus oleh
masuknya barang-barang produk anggota APEC, dan barang-barang Indonesia
tidak dapat kompetitip melawan produk asing. Akhirnya, Indonesia hanya
tempat membuang barang-barang asing anggaoga APEC. Sementara Indonesia
tidak dapat melindungi (memproteksi) barang-barang produk Indonesia.
Presiden di depan para CEO Korporasi multanisional itu, mendorong
mereka melakukan investasi dan membangun infrastruktur, yang pada
akhirnya akan digunakan korporasi multinasional mengeruk sumber daya
alam Indonesia.
"Dibutuhkan pembangunan infrastruktur yang lebih baik sebagai bagian
ketersambungan (koneksitas) di kawasan Asia Pasifik. Untuk membangun
koneksitas infrasruktur itu diperlukan fihak swasta turut berpartisipasi
dalam pembangunan", tambahnya.
Mirip ketika Belanda di zaman Dendeles membangun jalan
Anyer-Panarukan dengan kerja rodi (kerja paksa) yang mengakibatkan
tewasnya ratusan ribu bangsa Indonesia. Semua itu hanya untuk
kepentingan penjajah asing, tidak ada kaitannya dengan kesejahteraan
bagi rakyat Indonesia.
Sumber : .voa-islam.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar