Menteri Luar Negeri Rusia, Selasa (4/12) menyiratkan kecemasannya
terkait rencana penggelaran rudal Patriot di Turki. Menurutnya langkah itu berpotensi memicu risiko tambahan.
"Penempatan senjata ini selalu menciptakan resiko tambahan mengenai
penggunaan senjata ini ... Kami setulusnya memiliki keprihatinan politik
bahwa konflik kian menjadi militerisasi," kata Lavrov setelah pertemuan
dengan timpalannya dari NATO di Markas persekutuan Atlantik Utara itu
di Brussels, Belgia.
Lavrov mengatakan ancaman terhadap Turki tak boleh disampaikan secara
berlebihan dan Rusia telah mengusulkan pembentukan saluran komunikasi
seketika antara Turki dan Suriah guna menghindari peningkatan
ketegangan.
"Suriah bukan Libya ... Kami percaya kita perlu melaksanakan campur
tangan diplomatik dan politik dan perundingan antara semua pihak yang
terlibat dalam pertumpahan darah di sana," kata Lavrov sebagaimana
diberitakan Xinhua -- yang dipantau di Jakarta, Rabu (5/12) pagi.
Dalam pertemuan tersebut, Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh
Rasmussen berusaha meyakinkan kembali Rusia bahwa rudal Patriot itu
takkan digunakan untuk melaksanakan zona larangan terbang di Suriah,
tapi bertujuan mempertahankan Turki dari rudal Suriah.
Sumber : REvublika.co.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar